DNA warga muslim Uighur di Xinjiang bakal dikumpulkan China
BERITA TERUPDATE - Polisi di Provinsi Xinjiang, sebelah barat China, saat ini sedang dalam proses pembelian alat untuk mengumpulkan DNA seluruh warga muslim di kawasan itu.
Koran the Independent melaporkan, Rabu (17/5), alat yang sedang dibeli itu seharga USD 8,7 juta. Kebijakan ini menyusul langkah pemerintah tahun lalu yang meminta warga muslim Xinjiang menyerahkan contoh DNA, sidik jari, dan suara setiap mengajukan paspor atau ingin melancong keluar negeri.
Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch menilai kebijakan pemerintah China ini sebagai bentuk kontrol politik terhadap warga muslim Xinjiang.
Pembelian alat penguji DNA ini dibenarkan oleh salah seorang pejabat di Biro Keamanan Publik di Xinjiang. Pejabat yang hanya menyebut namanya sebagai Huang itu mengatakan alat tersebut nantinya bisa digunakan untuk mengumpulkan 10 ribu DNA sebanyak sekaligus dalam sehari. Dalam setahun alat itu mampu mengumpulkan data DNA sebanyak beberapa juta.
Beijing selama ini selalu menuding biang kekacauan atau sejumlah serangan bom dan pisau di Xinjiang dilakukan oleh kelompok muslim etnis Uighur yang mayoritas berada di Xinjiang. Pemerintah beralasan langkah ini sebagai bentuk upaya meredam kekerasan atau ekstremisme beragama.
Menurut Kementerian Keamanan Publik, China diketahui mulai mengumpulkan DNA warganya sejak 1989 dan sejauh ini sudah mempunyai data lebih dari 40 juta jiwa warganya, menjadikan China sebagai negara dengan data DNA terbanyak di dunia.
"Xinjiang selama ini menjadi wilayah yang ditekan pemerintah dengan pengamanan ketat," ujar peneliti HRW Maya Wang. "Dengan mengumpulkan informasi secara massal tanpa terkait perbuatan kriminal maka hal ini menjadi bentuk pengawasan dan kontrol pemeirntah yang lebih keras."



No comments